Friday, April 16, 2010

CINTA

Cinta, satu kata yang menyenangkan bila dirasakan, namun sulit untuk dijabarkan definisinya. Ada yang mengatakan cinta itu perjuangan, cinta itu pengorbanan, cinta itu ini dan itu. Definisi itu dilihat dari sudut pandang masing-masing dari pembuat statement itu.

Saya tidak ingin menjabarkan mengenai definisi apa itu cinta. Saya hanya ingin berbagi bagaimana rasanya hati memiliki rasa cinta. Suatu hari saya duduk sambil memutar tasbih di masjid. Saat itu adalah ketika saya baru menyelesaikan sholat Jum’at. Imam sholat di masjid itu adalah seorang ulama masyhur, arif billah, dan kharismatik di kota saya.

Sebuah kelaziman di kota saya ketika imam menyelesaikan sholat dan berjalan menuju keluar untuk kembali ke kediamannya dan para jamaah mencium tangannya sebagai rasa tawadhu kepada ulama. Inilah salah satu bentuk cinta yang diberikan kepada pewaris nabi.

Saat itu, saya turut antri bersama jamaah untuk ikut bermushofahah kepada ulama terebut. Dan, sebenarnya ulama tersebut adalah ulama yang saya kagumi karena ketawadhuaannya. Pada saat giliran berjabat tangan, tangan saya digandeng oleh ulama tersebut hingga keluar masjid tanpa menggunakan sandal.

Ada sebuah hal yang menarik bagi saya terutama ketika ulama itu menggandeng tangan saya. Saat itu, saya digandeng ulama hingga turun masjid dan berdiri di tempat yang panas, saya pun tidak menggunakan sandal saya karena tempat di mana saya menaruh sandal cukup jauh. Saya dan ulama tersebut berjalan dan menghampiri beberapa orang dan berbincang walaupun hanya beberapa menit saja.

Keanehan itu terjadi ketika ulama tersebut melepaskan tangan beliau, dan beliau menuju kendaraannya. Kaki saya merasa panas dan ingin segera pindah tempat. Namun saya berusaha untuk selalu tawadhu dengan tidak meninggalkan tempat sebelum ulama tersebut pergi. Dan setelah ulama itu pergi, saya merasa tidak kuat untuk berdiri tanpa memakai alas apapun.

Setelah saya sadari bahwa saya tidak merasa panas ketika berdiri bersama ulama itu dan tangan saya digandeng, saya merasa inilah bukti kecil dari sebuah cinta. Ketika semua orang memiliki rasa cinta terhadap seseorang, maka apapun penderitaan yang ia hadapi tidak akan menghalanginya untuk selalu mencintainya.

Itulah cinta kepada makhluk, yang dengan contoh yang sekecil itu, betapa dahsyatnya sesuatu yang ia dapatkan. Bagaimana dengan cinta kepada yang membuah mahluk? Yaitu sang Khalik. Sangat dahsyat. Maha dahsyat. Bila manusia mencintai Tuhannya, maka setiap kegundahan hati, keresahan hati, atau hal-hal yang membuat hati tidak pernah merasa tenteram, akan punah. Karena yang ada dalam hatinya adalah Allah. Allah. Allah.

Semua hal yang akan dikerjakan akan dikerjakan dengan senang hati, keikhlasan hati, hanya mengharap kepada-Nya. Dan, semuanya akan dimudahkan. Hasilnya akan memuaskan. Bila tidak mendapatkan apa yang diinginkan, akan selalu positif thinking kepada siapa saja termasuk kepada Allah. Maka cintailah Allah. Karena dengan cinta kepada Allah, semua yang dilihatnya adalah cantik dan indah.

Wallahu A’lam,

El Salam, 24 Juni 2009

0 comments:

Post a Comment