Friday, April 16, 2010

CINTA 2

Cinta, sebuah kata yang sulit didefinisikan oleh setiap orang. Ada yang bilang, cinta adalah sebuah pengorbanan, cinta adalah sebuah perjuangan, bahkan ada yang cinta itu buta. Hal itu mereka dasari biasanya karena pengalaman mereka sendiri.

Cara-cara mereka dalam meraih cinta mereka juga sangat bervariasi, dari yang paling mudah hingga yang paling berkesan. lihat saja acara reality show di TV -penulis kurang mengetahui banyak tentang acara ini-, pemuda dan pemudi menjalin sebuah hubungan yang mereka anggap sangat menyenangkan. setelah mereka mengungkapkan apa yang mereka rasakan, dan salah satu dari mereka juga memiliki perasaan yang sama, mereka kemudian bagaikan pasangan yang "serasi" menurut mereka -mungkin menurut orang lain juga seperti itu-.

Nah, dalam hal percintaan memang -katanya- sangat menyenangkan, membuat jantung deg-degan, hati berdebar-debar dan sebagainya. Itulah mereka yang merasa memiliki pengalaman menarik dalam hal percintaan.

Perlu dipikirkan kembali, bahwa cinta kepada makhluk haruslah dibatasi. Mengapa demikian, sebab sebagaimana Sayed Ali RA, telah mengatakan kurang lebihnya bahwa "Cintailah seseorang itu biasa-biasa saja, tak perlu berlebihan, karena bisa jadi orang tersebut akan menjadi orang yang paling anda benci. Dan bencilah seseorang itu biasa-biasa saja, tak perlu berlebihan, karena bisa jadi orang tersebut akan menjadi orang yang paling anda cintai". Demikian konsep cinta yang ditawarkan Sayed Ali RA.

Bercermin dari konsep itu pula, maka sebagai mahluk hendaknya tidak memaksakan diri untuk mencintai seseorang yang tidak kita cintai, ataupun terlalu membenci kepada orang yang membenci. Sebagaimana tadi yang disampaikan Sayed Ali RA, orang yang terlalu berlebihan dalam mencintai atau membenci akan mendapatkan balasan sebaliknya. Sehingga berhati-hatilah dalam mencintai dan membenci sesuatu.

Di samping itu, ada satu makhluk Allah yang tak perlu menggunakan konsep itu. yaitu Sayiduna Muhammad Shollallahu Alaihi Wassalam. Beliau tak perlu menggunakan konsep itu, karena beliau adalah makhluk khusus. Karena demikian banyak umatnya yang mencintai Beliau, namun menambah semakin dekat hatinya kepada Tuhannya dan Beliau. Inikah cinta sejati?

Konsep cinta kepada Nabi SAW itu bukan apakah kita mencintai Beliau, namun apakah beliau ini mencintai kita? Ini adalah pertanyaan yang tak perlu dijawab. Semua orang telah mengetahui Nabi Muhammad Saw. Beliaulah yang sangat mencintai kita umatnya. Ingat ketika sesaat sebelum Beliau wafat, yang Beliau tanyakan adalah "Ummati,,,Ummati,,,Ummati,,,". Beliau prihatin dengan umatnya setelah Beliau meninggal. Apakah mereka akan bersama Beliau nanti? Itulah begitu cintanya Nabi kepada umatnya.

Dari situ, kita bisa meyakinkan bahwa Nabi telah mencintai kita. tapi siapakah kita? benarkah kita adalah umatnya? mengapa dengan seenaknya kita mengaku sebagai umatnya? seberapa besar cinta kita kepadanya?

Kalau kita mengaku ummatnya, maka tentunya kita selalu menghormatinya.

Wallahu A’lam Bisshowab

El Salam, 4 Juli 2009

0 comments:

Post a Comment