Wednesday, March 04, 2009

Menjaga Kesuksesan

Setiap orang memiliki warna dalam hidup mereka. Suka, duka, canda, tawa, senang, sedih, dan sebagainya. Warna yang selalu memberikan keindahan dalam hidup setiap orang. Kadang-kadang orang menjadi orang yang bahagia, kadang-kadang sedih. Dan, waktunya tidak akan begitu lama merasakannya. Itulah ujian yang dirasakan setiap orang.

Sepertinya sudah menjadi lazim di telinga kita tentang ujian yang diterima setiap orang yang susah. Mereka sering berkata mengapa kita mendapatkan ujian hidup susah. Kapan kita akan menjadi orang yang bahagia. Menjadi orang yang sukses. Dan sebagainya.

Tak selalu benar bahwa ujian hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang miskin. Sebenarnya, orang yang kaya juga mendapatkan ujian dari Tuhan. Ya, tentunya mereka diuji untuk menjaga harta Tuhan. Menurut saya, itu lebih berat ketimbang menjadi orang miskin. Saya tidak mengatakan kalau saya lebih baik menjadi orang yang miskin, tetapi kadar berat-ringan dalam memikul tugas lebih berat menjadi orang kaya. Namun, sebenarnya Tuhan malah memerintahkan kita untuk menjadi orang kaya. Tentunya agar lebih banyak beramal kepada yang lebih membutuhkan.

Nah, kaya itu kadang dikategorikan sebagai kesuksesan. Padahal, kesuksesan itu sendiri sangat luas artinya. Kesuksesan itu tidak hanya diartikan dalam hal kekayaan, tetapi bisa dalam hal pendidikan, dan sebagainya. Sebagian orang mengatakan bahwa orang yang pandai adalah orang yang sukses. Menurut saya, tidak begitu seluruhnya. Hanya sebagian saja. Permasalahannya adalah makna dari kesuksesan itu sendiri. Tentunya bagaimana orang memandang kesuksesan dari sudut pandang yang berbeda-beda.a

Saya tidak akan memaparkan tentang makna kesuksesan. Saya hanya ingin berdiskusi tentang bagaimana menyikapi kesuksesan itu sendiri.

Banyak sekali di antara orang-orang di sekeliling saya adalah orang-orang yang saya anggap lebih sukses dalam hidupnya daripada diri saya. Saya tidak merendah, tetapi itu sudah menjadi realita yang tidak dibuat-buat.

Ada beberapa hal yang saya sayangkan dari mereka tentang keberhasilan mereka dalam meraih kesuksesan. Sebagian dari mereka sepertinya lupa dengan apa yang mereka dapatkan adalah suatu hal yang tidak abadi. Mereka menjadikan kepandaian mereka sebagai alat untuk menyombongkan diri. Mungkin saja saya salah, atau mereka tidak menyadari tentang hal itu.

Suatu ketika dalam sebuah diskusi kecil tentang suatu permasalahan yang mereka belum pernah mendengarnya, saya memberikan sedikit pengalaman yang pernah saya dapat. Saya mendapatkan ilmu baru tentang suatu yang selama ini menjadi khayalan bagi setiap orang dan ternyata adalah nyata. Saya memberikan informasi ini namun tidak dipercayai.

Saya merasa heran ketika mereka adalah orang-orang yang pandai bagi saya. Namun ketika diberi ilmu baru dari seorang yang ilmunya lebih rendah dari mereka, mereka tidak secara langsung mempercayainya, bahkan mungkin mereka tidak akan mempercayainya. Padahal, saya telah memberikan bukti yang nyata bagi mereka. Sebenarnya hal tersebut tidak menjadi masalah penting bagi saya. Saya hanya menyayangkan saja ketika mereka meremehkan orang yang ilmunya lebih rendah daripada mereka.

Seharusnya mereka tidak melakukan seperti itu. Mereka tidak perlu memberikan respon yang tidak menyenangkan bagi orang yang lebih rendah ilmunya. Setidaknya mereka akan menghormatinya atau memberikan tanggapan yang masuk akal.

Nah, hal seperti itu kadang-kadang tidak tersadari bahwa mereka telah berbuat sombong. Itulah menurut saya kadang-kadang sukses adalah ujian bagi mereka. Bukannya menjadi kendaraan untuk mendekat kepada Tuhan dan menjadi orang yang lebih menghargai orang lain, malah menjadi alat penjauh dari Tuhan dan semakin merendahkan orang lain.

Memang hal tersebut sering tidak disadari oleh pemilik kesuksesan. Saya hanya memberikan saran kepada siapapun untuk menjaga amanah kesuksesan yang diberi oleh Allah. Jadikan kesuksesan itu sebagai alat untuk mendekat kepada Allah. Jadikan kesuksesan itu sebagai alat bantu untuk menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi. Karena menurut saya, orang sukses bukan orang yang dijunjung, tetapi menjunjung tinggi derajat, harkat, dan martabat orang lain.

Di akhir, saya juga berdoa agar diberikan kesuksesan yang tidak membawa kepada Ba’id min Allah tetapi kesuksesan yang menjadikan saya lebih dekat dengan Allah. Juga, kesuksesan untuk menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi derajat, harkat, dan martabat manusia.

Zidni,

Arizona, 03/04/2009

Read More......