Monday, January 19, 2009

Rindu Suasana Islam


Saat ini saya sedang berada di negeri adidaya Amerika Serikat. Tepatnya di Negara bagian Arizona. Saya tinggal untuk delapan minggu di Tucson untuk belajar bahasa Inggris secara intensif. Tucson, adalah salah satu kota besar di Arizona dan Amerika Serikat.

Pengalaman saya di Tucson dalam seminggu ini sungguh membuat saya sangat rindu akan suasana islami yang sering saya alami di Indonesia. Sebagai contoh, tiap hari saya tidak mendengar azan yang di Indonesia yang saya selalu mendengarnya setiap hari saat datang waktu sholat. Setiap malam selalu sunyi sepi, tidak seperti di kampung saya yang malamnya selalu diterangi oleh lampu-lampu musola, disana terdengar sahutan ayat-ayat Al-Qur’an, doa-doa, sholawat dan sebagainya. Kesemuanya itu tidak saya temukan di sini.

Suasana tersebut sungguh membuat saya merasa ingin sekali menghidupkan malam-malam di sini dengan berbagai macam kegiatan islami yang membuat hati menjadi tenang. Tapi, sangat tidak mungkin untuk saya lakukan di sini. Sangat tidak mungkin.

Namun, suasana keislaman itu muncul ketika saya bisa temukan di Islamic Center Tucson dekat dengan campus University of Arizona. Saat itu saya berkunjung ke sana dan mengikuti sholat jamaah dhuhur. Sebenarnya di siang itu saya memiliki sebuah agenda untuk berkunjung di Tucson Mall. Tetapi saya lebih memilih untuk tidak mengikuti dengan alasan waktu yang sangat bertepatan waktu keberangkatannya dengan waktu sholat dhuhur. Juga alasan tidak begitu penting untuk berjalan-jalan, membuang waktu dan berbelanja yang saya masih punya stok makanan untuk seminggu ke depan di apartemen.

Saya memberanikan diri untuk datang ke Islamic Center. Sungguh saya sangat gembira sekali bisa bertemu dengan saudara-saudara muslim dari berbagai Negara yang punya komitmen besar dalam Aqimussolatu ala waqtiha. Tepat di waktu sholat dhuhur, saudara muslim di sana berdatangan untuk bersama-sama berjamaah melakukan sholat dhuhur. Saya merasa aman di sana. Inikah rahmat lil alamin?

Inilah mengapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda, dari mulai fisik sampai non fisik. Namun Allah hanya mau melihat hamba-Nya dari segi ketakwaannya. Dengan ketakwaan itu setiap orang bisa menjadi khalifah Allah dalam memberikan kasih sayang. Kembali, inikah rahmat lil alamin?

Mereka, saudara muslim dari berbagai Negara, ketika bertemu di antara mereka, selalu bersalaman, mengucapkan salam, berpelukan sesama, saling bertanya kabar, dan lain sebagainya. Kedengaraannya biasa-biasa saja, tetapi di sini saya merasa terobati kerinduan saya kepada suasana islami yang ada di Indonesia.

Cukup membuat saya kembali ber-ghirrah dalam konsistensi beragama Islam. Pengalaman tersebut membuat saya mau untuk berkomitmen dalam menghamba kepada Allah Swt. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, saya merasa harus melakukannya perlahan-lahan agar mau meningkatkan keislaman.

Sungguh sebenarnya kita masih dalam taraf muslim, belum sampai kepada mukmin, muttaqin, dan mencapai kepada khasyyah. Namun, perlu diperhitungkan dalam agenda setiap detik dalam hidup kita, meningkatkan tangga menuju kepada Allah Swt.

Dan, tangga akan mudah dinaiki dengan tongkat mahabbah. Dengan mahabbah itu juga kita bisa mengaplikasikan sifat-sifat Allah dalam keseharian kita juga dalam interaksi kepada manusia. Dengan sifat-sifat Allah itu kita dapat memberikan rasa aman bagi orang lain. Serta, apapun suasana yang ada dimanapun, maka akan menyertai suasana keislaman yang sangat berharga bagi kita.


Zidni,
Arizona, 01/19/09

2 comments:

Awali Jauhari Putri said...

intan pernah dengar katakata ini,..
dan intan yakin,..katakata ini benar2 DAHSYAT bagi jiwa2 kita yang merindu akan sesuatu


SAAT PELUANG UNTUK MENEMUKAN SESUATU YANG PADANYA TERTAMBAT HARAPAN BESAR KITA UNTUK DAPAT MENEMUKANNYA TERASA SEMAKIN KECIL SAJA,...MAKA SAAT ITULAH SAAT YANG PALING TEPAT UNTUK KITA

MENCIPTAKAN DARI TANGAN KITA SENDIRI


coba dech.,...

keep fighting,..


sout up your voice that our dignity of Islam is peacefull....


Allah with you,.Amin

Anonymous said...

hmmm... salam sama arif rahman yah... btw, where ever ur step foot are, u still have god in ur heart... just that not from me

Post a Comment