Friday, January 23, 2009

Tips SMS Gratis Lewat YM

Tips ini cukup rumit, namun dengan kesabaran anda, anda akan dengan mudah berkomunikasi dengan sanak famili atau teman yang belum memiliki alamat YM.

Silakan mencoba:

  1. Pastikan bahwa anda sudah memiliki alamat email dan Yahoo Messenger.
  2. Buatlah alamat email baru dengan nama yang baru pula, terserah menurut anda sendiri termasuk password yang anda tulis harus selalu anda ingat.
  3. Buat juga alamat YM sebagaimana anda membuat YM anda.
  4. Pada YM yang baru itu, anda masukkan alamat YM ANDA YANG LAMA.
  5. Sign Out, dan bukalah YM anda yang lama. Anda akan menerima permintaan dari YM Anda sendiri (YM yang baru).
  6. Masukkan alamat YM ANDA YANG BARU ke dalam YM anda yang lama.
  7. Pastikan bahwa list yang anda masukkan sudah ada persetujuan (tidak dalam kondisi menunggu persetujuan).
  8. Klik pada nama YM anda, arahkan pada petunjuk SMS.
  9. Anda akan diminta untuk menulis nomor HP yang anda tuju.
  10. Lakukanlah sepuas anda karena anda free dan penerima sms akan dikenai biaya sesuai dengan operatornya masing-masing.
  11. Untuk satu alamat YM hanya untuk satu nomor HP. Bila ingin mengganti yang lain, silakan mengulangi tips dari no 1 sampai 11.

Bila Anda mengalami kesulitan, silakan kirim email atau comment pada blog ini.
Terima kasih.

Read More......

Wednesday, January 21, 2009

Gerimis di Tucson

Hari ini, 21 Januari 2009, pagi yang datang agak terlambat. Biasanya pukul 7 pagi sudah tampak terang dan matahari sudah mulai menyapa kita. Tapi, pagi ini sang surya masih malas untuk menampakkan dirinya. Mungkin seperti itu.

Setelah saya lihat ke luar, ternyata mendung menyelimuti atap Tucson. Pagi ini cukup beda, awan abu-abu ingin menunjukkan kepada saya yang sedang tinggal di Tucson keindahan yang ia tampakkan. Seolah-olah ada kalimat yang ingin disampaikan, bahwa Tucson juga tidak selalu panas seperti apa yang dirasakan oleh saya. Sungguh indah pagi ini.

Butiran-butiran kecil air hujan turun perlahan-lahan tanpa memberikan pukulan yang kencang kepada saya. Mereka menunjukkan kepada saya bahwa Allah sungguh luar biasa, tak sama dengan makhluk. Begitu lembut, begitu kasih sayang, begitu indah, dan begitu segalanya. Air yang jatuh tak mau membuat manusia terasa sakit, seakan-akan manusia harus tahu akan keindahan alam semesta.

Keindahan itu Ia munculkan di awal hari dan penutup hari. Ya, pagi ini gerimis datang menjenguk saya, dan melambaikan aba-aba selamat tidur untuk saya dan teman-teman saya di malam hari. Malam inilah untuk pertama kalinya, saya dan teman-teman merasakan keindahan Kota Tucson ketika diperciki gerimis. Diiringi indahnya lampu-lampu jalan yang terangnya tak mau digantikan oleh lampu neon yang lebih terang, tetapi kurang begitu romantis.

Romantisme malam ini sungguh terasa. Ketika seseorang merindukan seseorang, maka malam inilah, menurut saya, tepat untuk merenungkan, mengingat kembali kenangan yang sudah pernah ia lalui. Terlebih ia bisa merindukan Dia yang telah memberikan suasana indah seperti ini. Dia yang Maha Indah. Dia yang Maha Dirindukan. Allah, Robbul Alamin,

Ketika kita mau berpikir terhadap apa yang telah Allah berikan kepada kita, maka sesungguhnya kita telah melaksanakan hakikat diri kita. Kita adalah mahluk yang bisa berpikir, yang diberi akal untuk merenungkan kembali, berpikir, bermuhasabah, dan sebagainya dibanding dengan mahluk lain yang tidak diberi akal. Inilah kelebihan kita dibanding. Kita dipersilahkan untuk memikirkan apa yang Allah berikan kepada kita.

Saat ini Tucson sedang diguyur gerimis, inilah salah satu momen yang tepat bagi untuk bisa merasakan keindahan alam. Tidak hanya gerimis yang ada di Tucson, di manapun kita berada. Bahkan tak harus dalam keadaan gerimis, namun kapanpun dan dimanapun kita wajib untuk mau mengolah otak kita untuk menghayati ayat-ayat Allah baik Kauniyah maupun Qouliyah.

Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Al Kitab Al Karim, seperti biasa saya tak hafal ayat dan suratnya, bahwa Allah menyuruh kita untuk selalu memikirkan ayat-ayatnya, atau makhluk-makhluknya.

Tujuannya adalah kita mampu untuk menganalisis sifat-sifat Allah serta nama-nama Allah yang kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika kita melihat gerimis sebagai suatu yang indah bagi kita, sebenarnya mereka sedang menunjukkan aplikasi mereka terhadap asma Allah Yang Maha Indah.

Jika kita mau berpikir, mahluk yang tidak diberi oleh Allah untuk berpikir saja mau taat kepada Allah untuk mengaplikasikan nama-Nya, mengapa kita susah untuk mengerjakannya. Kita yang sebagai manusia, mahluk yang diberi akal yang bisa digunakan untuk berpikir seharusnyalah kita berpikir tentang Allah lewat mahluk-mahluk.

Dari sana, kita dapat meniru sifat Allah, misalnya Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Lembut, dan sebagainya. Masih banyak nama-nama Allah yang harus kita ketahui, hafalkan, dan praktekkan.

Sungguh menjadi kesempurnaan bagi kita, paling tidak menuju tangga kesempurnaan, kita mau bertafakkur. Mendekatkan diri kepada Allah, memang itu sulit, tetapi dengan wasilah Rasulullah akan menjadi lebih mudah karena Beliau adalah kekasih Allah Swt.

Saya mengajak kepada para pembaca untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, kita bersama-sama. Sendiri sangat tidak mungkin. Kita perlu pemimpin, dan pemimpin kita adalah Rasulullah Saw.

Wallahu a’lam bis showab


Zidni,
Arizona, 01/21/2009

Read More......

Tuesday, January 20, 2009

Tidak Seharusnya


Hari ini, Selasa 20 Januari 2009, presiden terpilih Amerika Serikat, Barack Obama tepat jam 12 siang waktu setempat dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat. Presiden kulit hitam pertama di USA. Dunia menyambutnya dengan suka cita, karena sangat mengharapkan adanya perubahan yang dijanjikan oleh Obama.


Mulai hari ini, ia tak lagi disebut sebagai presiden terpilih, tetapi sudah menjadi presiden yang sah bagi Amerika Serikat untuk empat tahun mendatang. Ia menyingkirkan saingannya John Mc Cain, yang sekarang saya sedang tinggal sementara di Negara Bagian Arizona dimana Mc Cain tinggal. Merupakan sebuah sejarah besar yang harus selalu diabadikan bahwa untuk pertama kalinya Amerika Serikat memiliki seorang pemimpin dari golongan hitam, yang juga menjadi golongan minoritas di Amerika Serikat.

Bisa kita lihat bersama di stasiun televisi manapun kebanyakan menayangkan bagaimana Obama dilantik dan meriahnya inagurasi atau perayaan pelantikan Obama. Belum ada presiden di Negara manapun yang mau membuat inagurasi dengan biaya lebih dari $150 million atau sekitar Rp. 1.500.000.000.000. Begitu meriah.

Menurut saya, ini tidak seharusnya dilakukan oleh Obama. Mengapa? Dunia sedang menunggu action Obama dalam mengatasi permasalahan-permasalahan dunia, sebagaimana sengketa Palestina dengan Israel. Meskipun sekarang sudah ada perkembangan yang sedikit membuat lega setiap orang.

Inagurasi yang sungguh meriah itu tidak seharusnya dilakukan karena sangat sangat menghina dunia. Rakyat Amerika Serikat dan dunia, yang kini kena imbas krisis global, yang notabene masih membutuhkan banyak uang. Akibat dari krisis global yang dialami tidak hanya oleh rakyat Amerika, bahkan mungkin sampai ke Indonesia, membuat banyak rakyat menderita.

Obama, yang ditunggu akhirnya pun datang dengan berbagai janjinya untuk merubah segala sesuatunya. Namun disayangkan ketika dalam pelantikan diadakan perayaan yang menurut saya termasuk dalam kategori pemborosan. Ironisnya, masalah yang akan diselesaikan untuk pertama kali dalam pemerintahannya adalah ekonomi. Sungguh ini sebuah hal yang kontradiktif baginya. Menangani masalah ekonomi namun di awal pemerintahannya ia harus membuang uang Negara kurang lebih sebesar $150 million.

Kalaupun ia tidak mengadakan sebuah perayaan besar, paling tidak ia bisa hanya melaksanakan upacara pelantikan dan setelah itu ia langsung duduk di kursi panasnya untuk memimpin Amerika Serikat. Ia berbicara di pidatonya bahwa hari ini kita bersenang-senang, dan besok mulai bekerja. Ini seperti sebuah kalimat orang yang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik,

Sebenarnya saya tidak terlalu mempermasalahkan kemampuan Obama, bahkan janji-janji Obama yang diumbar-umbar ketika kampanyenya. Tidak begitu penting saya untuk menganalisisnya. Saya kira semua orang yang berani untuk mencalonkan dirinya sebagai calon presiden selalu memiliki persiapan yang cukup matang untuk maiming negaranya itu. Termasuk Obama, mungkin dia dapat membawa Amerika Serikat kepada kondisi yang baik.

Ia diharapkan mampu mengubah Amerika Serikat menjadi Negara yang tidak lagi menjajah Negara lain dengan cara apapun.

Yang terpenting adalah ketika kita berada dalam kondisi apapun, selalu berusaha untuk hidup sederhana. Tidak seharusnya kita berlaku hidup boros, apalagi di sekililing kita banyak sekali orang yang masih membutuhkan bantuan kita. Meskipun kita misalnya diberi kehidupan yang cukup untuk kebutuhan hidup atau bahkan lebih dari itu, kita perlu tetap dalam hidup yang sederhana.

Sungguh dalam Islam sudah dianjurkan oleh Allah Swt untuk berlaku hidup yang tidak boros. Karena perilaku boros mencerminkan hidup yang tidak baik dan termasuk dalam teman-teman dari para syaitan. Na’u dzubillah.

Wal akhir, saya mengajak diri saya sendiri dan para pembaca untuk selalu memperhitungkan setiap detik hidup kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt., yang telah memberikan segala kemudahan hidup bagi kita semua. Semoga bermanfaat. Amin.

Zidni,
Arizona 01/20/2009

Read More......

Monday, January 19, 2009

Rindu Suasana Islam


Saat ini saya sedang berada di negeri adidaya Amerika Serikat. Tepatnya di Negara bagian Arizona. Saya tinggal untuk delapan minggu di Tucson untuk belajar bahasa Inggris secara intensif. Tucson, adalah salah satu kota besar di Arizona dan Amerika Serikat.

Pengalaman saya di Tucson dalam seminggu ini sungguh membuat saya sangat rindu akan suasana islami yang sering saya alami di Indonesia. Sebagai contoh, tiap hari saya tidak mendengar azan yang di Indonesia yang saya selalu mendengarnya setiap hari saat datang waktu sholat. Setiap malam selalu sunyi sepi, tidak seperti di kampung saya yang malamnya selalu diterangi oleh lampu-lampu musola, disana terdengar sahutan ayat-ayat Al-Qur’an, doa-doa, sholawat dan sebagainya. Kesemuanya itu tidak saya temukan di sini.

Suasana tersebut sungguh membuat saya merasa ingin sekali menghidupkan malam-malam di sini dengan berbagai macam kegiatan islami yang membuat hati menjadi tenang. Tapi, sangat tidak mungkin untuk saya lakukan di sini. Sangat tidak mungkin.

Namun, suasana keislaman itu muncul ketika saya bisa temukan di Islamic Center Tucson dekat dengan campus University of Arizona. Saat itu saya berkunjung ke sana dan mengikuti sholat jamaah dhuhur. Sebenarnya di siang itu saya memiliki sebuah agenda untuk berkunjung di Tucson Mall. Tetapi saya lebih memilih untuk tidak mengikuti dengan alasan waktu yang sangat bertepatan waktu keberangkatannya dengan waktu sholat dhuhur. Juga alasan tidak begitu penting untuk berjalan-jalan, membuang waktu dan berbelanja yang saya masih punya stok makanan untuk seminggu ke depan di apartemen.

Saya memberanikan diri untuk datang ke Islamic Center. Sungguh saya sangat gembira sekali bisa bertemu dengan saudara-saudara muslim dari berbagai Negara yang punya komitmen besar dalam Aqimussolatu ala waqtiha. Tepat di waktu sholat dhuhur, saudara muslim di sana berdatangan untuk bersama-sama berjamaah melakukan sholat dhuhur. Saya merasa aman di sana. Inikah rahmat lil alamin?

Inilah mengapa Allah menciptakan manusia berbeda-beda, dari mulai fisik sampai non fisik. Namun Allah hanya mau melihat hamba-Nya dari segi ketakwaannya. Dengan ketakwaan itu setiap orang bisa menjadi khalifah Allah dalam memberikan kasih sayang. Kembali, inikah rahmat lil alamin?

Mereka, saudara muslim dari berbagai Negara, ketika bertemu di antara mereka, selalu bersalaman, mengucapkan salam, berpelukan sesama, saling bertanya kabar, dan lain sebagainya. Kedengaraannya biasa-biasa saja, tetapi di sini saya merasa terobati kerinduan saya kepada suasana islami yang ada di Indonesia.

Cukup membuat saya kembali ber-ghirrah dalam konsistensi beragama Islam. Pengalaman tersebut membuat saya mau untuk berkomitmen dalam menghamba kepada Allah Swt. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, saya merasa harus melakukannya perlahan-lahan agar mau meningkatkan keislaman.

Sungguh sebenarnya kita masih dalam taraf muslim, belum sampai kepada mukmin, muttaqin, dan mencapai kepada khasyyah. Namun, perlu diperhitungkan dalam agenda setiap detik dalam hidup kita, meningkatkan tangga menuju kepada Allah Swt.

Dan, tangga akan mudah dinaiki dengan tongkat mahabbah. Dengan mahabbah itu juga kita bisa mengaplikasikan sifat-sifat Allah dalam keseharian kita juga dalam interaksi kepada manusia. Dengan sifat-sifat Allah itu kita dapat memberikan rasa aman bagi orang lain. Serta, apapun suasana yang ada dimanapun, maka akan menyertai suasana keislaman yang sangat berharga bagi kita.


Zidni,
Arizona, 01/19/09

Read More......

Diam Lebih Baik


Pepatah mengatakan, diam itu emas. Sependapat dengan itu, mengapa kita perlu diam. Diam tidak harus dilakukan di setiap saat. Diam dilakukan pada saat yang tepat. Itulah diam yang sesuai dengan prinsip pepatah tadi.

Diam, dalam bahasa arab berarti saktah. Artinya berhenti. Berhenti yang dimaksud adalah berhenti dari berbicara hal-hal yang bermanfaat. Berhenti dari menggunjing, menghina, berdebat yang tidak baik, dan lain sebagainya.

Kapan diam itu dilakukan? Diam dilakukan manakala terdapat topik atau kondisi yang tidak baik untuk berbicara. Ketika di suatu pembicaraan terdapat hal-hal yang melenceng dari jalur yang benar, maka solusi yang bagus adalah berdiam. Sebagaimana Rasul Saw., mendapatkan kondisi yang tidak memungkinkan untuk berdakwah, maka beliau berdiam diri di gua Hira’.

Perlu dipertegas lagi, diam yang dimaksud bukan diam tanpa berpikir. Allah Swt., sudah menyuruh kita untuk selalu berpikir. Dengan diam, berpikir akan lebih jernih. Agar lebih mudah dalam menyelesaikan sesuatu. Para ulama terdahulu lebih memilih diam dalam menyelesaikan dahulu. Namun, diamnya para beliau bukan sebagai diam seorang pengecut dalam menghadapi musuh. Diam para beliau dijadikan sebagai media untuk meredam permasalahan dengan cara berpikir secara jernih.

Logikanya cukup mudah, ketika para musuh sedang membuat sebuah kegaduhan dan kita sebagai pihak yang kita anggap benar, bila kita masuk dalam area kegaduhan untuk meredam, maka sangat sulit untuk meredamnya. Analoginya adalah api bila ditambah api maka api akan semakin besar. Bila api dibiarkan dan kemudian diberi air, maka api akan padam.

Solusinya adalah diam dan berpikir bagaimana cara mencari air peredam yang dapat membuat kegaduhan menjadi hilang. Bila ini dilakukan, maka kita sudah efektif dalam menyelesaikan masalah.

Palestina dan Israel

Kesalahan kaum muslimin di dunia adalah diam yang tidak mau berpikir untuk menyelesaikan sengketa Palestina dan Israel. Kaum muslimin terhanyut dalam indahnya dunia yang gemerlap. Mereka hanya akan datang membantu sengketa itu bila sudah mulai panas. Kita selalu lengah.

Ketika umat Islam di Palestina memerlukan kita untuk penyelesaian, kita tidak ada. Mereka yang sekawan dengan Israel malah yang membuat penyelesaian. Namun, penyelesaian yang dilakukan hanya untuk kepentingan mereka dan Israel. Untuk Palestina, selalu dirugikan.

Saya tidak menyalahkan, umat Islam di mana pun. Saya pun tidak mau umat Islam ini memiliki citra yang buruk bagi dunia. Setidaknya, umat Islam selain di Palestina, tidak perlu menambah api dalam sengketa ini. Yang diinginkan dunia Palestina adalah kedamaian, bukan kemenangan perang atau runtuhnya Israel. Itu sudah tertulis dalam Al-Qur’an, dan itu pasti. Kemenangan Islam adalah kedamaian bagi seluruh alam, rahmat untuk seluruh alam, kasih sayang tersebar di mana-mana. Bukan peperangan, kekerasan, bahkan bukan terkuasainya dunia dengan Islam yang dibentuk dari kekerasan dan sebagainya.

Kita rindu akan Rahmatan Lil Alamin. Rahmat bagi seluruh alam, bukan penguasa bagi seluruh alam. Itu milik Allah. Dunia merindukan kasih sayang Islam. Dari diam, kita berpikir, dari berpikir kita menuju kepada gerakan yang bisa memberikan kontribusi yang efektif.

Di akhir, kita akan merasa damai tanpa adanya kekerasan apapun, dalam bentuk apapun.
Wassalam.

Zidni
Arizona, 01/19/09

Read More......

Sunday, January 18, 2009

Sering Tidak Tersadari


Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Mulai dari pendiam, pemarah, superaktif, pasif, dan lain sebagainya. Tuhan memang sudah menentukan hal itu, tanpa bias kita tawar. Namun, yang menjadi tuntutan adalah setiap orang mampu memahami dirinya sendiri dan orang lain. Inilah salah satu wujud kita bersyukur kepada Allah atas perbedaan yang kita miliki.

Dalam tulisan ini, saya tidak akan berbicara tentang syukur. Saya akan berbicara mengenai hal-hal yang sering tidak tersadari ketika berinteraksi dengan orang lain. Kita sering kali berinteraksi seenaknya sendiri tanpa mau menghargai orang lain, menghargai perasaan orang lain, menghargai statusnya, menghargai kepribadiannya, dan terutama menghargai fisik orang lain.

Sering kali yang menjadi hal yang terlupakan adalah kita tidak menghargai fisik orang lain. Padahal fisik seseorang itu mutlak milik Allah SWT, yang dengan begitu indah Ia buat dengan struktur yang begitu sulit untuk ditiru oleh siapapun. Saya berpikir, banyak dari kita yang sangat senang sekali melihat orang lain atau membuat orang lain merasa terhina karena fisiknya. Mereka lupa akan firman Allah, yang saya lupa ada di surat apa dan ayat berapa,.Allah berfirman, Allah tidak melihat dirimu dari bentukmu tetapi melihatmu dari hatimu.

Allah SWT pun memberi contoh yang begitu baiknya, begitu objektif dalam memilih hamba-Nya. Jika para manusia terhadap manusia berlaku yang bertentangan dengan hal itu, maka secara otomatis ia tidak taat kepada Allah. Misalnya saja, ketika seseorang dengan enaknya membuat lelucon atau semacamnya yang menyangkut fisik atau cacat atau aib dan sebagainya, yang dengan itu orang lain tersebut tidak berkenan dalam hatinya, maka ia termasuk orang yang dholim kepada orang lain. Dan sungguh, perlu diingat bahwa doa orang yang terdholimi termasuk doa yang sangat mudah dikabulkan oleh Allah.

Saya mengajak diri saya dan kepada para pembaca, bahwa kita berusaha untuk menghindari adanya keretakan dalam ukhuwah, misalnya dengan selalu bergaul dengan orang lain tanpa menjelek-jelekkan orang lain, bias juga mengurangi canda yang tidak sesuai dengan ajar an islam, yakni tidak membuat orang lain merasa tersinggung. Dengan begitu, ukhuwah di antara kita bisa terus dipertahankan.

Akhirnya, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Read More......