Wednesday, January 21, 2009

Gerimis di Tucson

Hari ini, 21 Januari 2009, pagi yang datang agak terlambat. Biasanya pukul 7 pagi sudah tampak terang dan matahari sudah mulai menyapa kita. Tapi, pagi ini sang surya masih malas untuk menampakkan dirinya. Mungkin seperti itu.

Setelah saya lihat ke luar, ternyata mendung menyelimuti atap Tucson. Pagi ini cukup beda, awan abu-abu ingin menunjukkan kepada saya yang sedang tinggal di Tucson keindahan yang ia tampakkan. Seolah-olah ada kalimat yang ingin disampaikan, bahwa Tucson juga tidak selalu panas seperti apa yang dirasakan oleh saya. Sungguh indah pagi ini.

Butiran-butiran kecil air hujan turun perlahan-lahan tanpa memberikan pukulan yang kencang kepada saya. Mereka menunjukkan kepada saya bahwa Allah sungguh luar biasa, tak sama dengan makhluk. Begitu lembut, begitu kasih sayang, begitu indah, dan begitu segalanya. Air yang jatuh tak mau membuat manusia terasa sakit, seakan-akan manusia harus tahu akan keindahan alam semesta.

Keindahan itu Ia munculkan di awal hari dan penutup hari. Ya, pagi ini gerimis datang menjenguk saya, dan melambaikan aba-aba selamat tidur untuk saya dan teman-teman saya di malam hari. Malam inilah untuk pertama kalinya, saya dan teman-teman merasakan keindahan Kota Tucson ketika diperciki gerimis. Diiringi indahnya lampu-lampu jalan yang terangnya tak mau digantikan oleh lampu neon yang lebih terang, tetapi kurang begitu romantis.

Romantisme malam ini sungguh terasa. Ketika seseorang merindukan seseorang, maka malam inilah, menurut saya, tepat untuk merenungkan, mengingat kembali kenangan yang sudah pernah ia lalui. Terlebih ia bisa merindukan Dia yang telah memberikan suasana indah seperti ini. Dia yang Maha Indah. Dia yang Maha Dirindukan. Allah, Robbul Alamin,

Ketika kita mau berpikir terhadap apa yang telah Allah berikan kepada kita, maka sesungguhnya kita telah melaksanakan hakikat diri kita. Kita adalah mahluk yang bisa berpikir, yang diberi akal untuk merenungkan kembali, berpikir, bermuhasabah, dan sebagainya dibanding dengan mahluk lain yang tidak diberi akal. Inilah kelebihan kita dibanding. Kita dipersilahkan untuk memikirkan apa yang Allah berikan kepada kita.

Saat ini Tucson sedang diguyur gerimis, inilah salah satu momen yang tepat bagi untuk bisa merasakan keindahan alam. Tidak hanya gerimis yang ada di Tucson, di manapun kita berada. Bahkan tak harus dalam keadaan gerimis, namun kapanpun dan dimanapun kita wajib untuk mau mengolah otak kita untuk menghayati ayat-ayat Allah baik Kauniyah maupun Qouliyah.

Sebagaimana yang Allah sampaikan dalam Al Kitab Al Karim, seperti biasa saya tak hafal ayat dan suratnya, bahwa Allah menyuruh kita untuk selalu memikirkan ayat-ayatnya, atau makhluk-makhluknya.

Tujuannya adalah kita mampu untuk menganalisis sifat-sifat Allah serta nama-nama Allah yang kemudian kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja ketika kita melihat gerimis sebagai suatu yang indah bagi kita, sebenarnya mereka sedang menunjukkan aplikasi mereka terhadap asma Allah Yang Maha Indah.

Jika kita mau berpikir, mahluk yang tidak diberi oleh Allah untuk berpikir saja mau taat kepada Allah untuk mengaplikasikan nama-Nya, mengapa kita susah untuk mengerjakannya. Kita yang sebagai manusia, mahluk yang diberi akal yang bisa digunakan untuk berpikir seharusnyalah kita berpikir tentang Allah lewat mahluk-mahluk.

Dari sana, kita dapat meniru sifat Allah, misalnya Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Lembut, dan sebagainya. Masih banyak nama-nama Allah yang harus kita ketahui, hafalkan, dan praktekkan.

Sungguh menjadi kesempurnaan bagi kita, paling tidak menuju tangga kesempurnaan, kita mau bertafakkur. Mendekatkan diri kepada Allah, memang itu sulit, tetapi dengan wasilah Rasulullah akan menjadi lebih mudah karena Beliau adalah kekasih Allah Swt.

Saya mengajak kepada para pembaca untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah, kita bersama-sama. Sendiri sangat tidak mungkin. Kita perlu pemimpin, dan pemimpin kita adalah Rasulullah Saw.

Wallahu a’lam bis showab


Zidni,
Arizona, 01/21/2009

0 comments:

Post a Comment