Tuesday, May 26, 2009

Introspeksi Diriku


Subuh di hari itu sungguh berbeda bagiku. Sebagaimana biasa, aku mengatur jam alarmku agar aku bisa bangun lebih pagi. Dan ya, pukul 4.30 tepat aku membuka mataku. Namun ternyata aku tak bisa bangun, aku hanya mematikan jam alarmku. Sungguh aku menyesal dengan perbuatanku tadi. Hingga aku bangun pukul 5.10 pagi.
Subuhku terlambat. Aku bagaikan orang yang paling rugi. Namun, aku tetap bangun dan melaksanakan sholat sebagaimana biasa. Setelah itu, aku kembali ke tempat tidurku. Aku tertidur kembali.
Di dalam tidurku, Aku berada di rumah baruku. Aku mendengar kabar bahwa nenekku meninggal dunia. Jenazah akan dibawa ke rumahku. Aku cukup terheran karena selama ini nenekku sehat-sehat saja. Aku menunggu hingga waktu pagi kembali menghampiriku. Dan, benar, nenekku telah meninggal dunia. Aku menangis dan Akulah yang membawa nenekku masuk ke dalam rumahku dalam keadaan terbalut kain kafan.
Aku bisikkan Ia dengan sholawat kepada Nabi Saw berkali-kali. Dan, sesaat aku letakkan jenazah itu, Aku terhentak. Nenekku bangun dan melihat-lihat muka orang-orang yang ada di sekitarnya termasuk Aku. Akulah yang terdekat. Dan yang menjadikan Aku semakin terkaget adalah Ia menghadapku dan menunjukkan tangannya ke arah mukaku. Seraya berkata, "Kau Terlalu Sombong!". Kalimat itulah yang membuatku terkaget dan semakin merasa bahwa Aku sungguh hina.
Setelah Ia menunjukku, Ia menunjuk kepada semua orang yang ada di sekitarnya. Di akhir kalimatnya, Ia berkata: "Aku akan hidup seminggu lagi untuk melihat apakah nasihatku Kalian penuhi". Setelah itupun AKu terbangun dengan suasana yang sangat membuatku tak nyaman.
Setelah Aku bangun, Kubaca Istighfar dan Hamdalah bahwa ini hanyalah mimpi. Tak seperti biasanya Aku mendapatkan mimpi yang sungguh membuatku tak nyaman seperti ini. Aku terus berpikir terhadap apa yang dikatakan nenekku kepadaku. "Kau Terlalu Sombong!" Kalimat itu masih mengiang-ngiang di pikiranku.
Aku merasa aku harus introspeksi diri terhadap amanah-amanah yang diberikan oleh Allah kepadaku. Mungkin, selama ini Aku merasa bahwa kebahagiaan-kebahagiaan yang selama ini diberikan-Nya hanya kebahagaiaan semata. Dan ternyata kebahagiaan itu juga termasuk bentuk ujian yang diberikan oleh kepada Allah SWT.
Aku menyadari bahwa akhir-akhir ini Aku sering mendapatkan kebahagiaan yang tak terduga olehku. Namun, mungkin karena Aku menyikapinya dengan tanpa kontrol, Aku pun diingatkan oleh Allah melalui nenekku. Sungguh, Aku harus introspeksi diri. Aku harus mengubah gaya hidupku yang tidak baik. Aku harus membuat diriku menjadi orang yang lebih rendah hati, terutama dengan Allah dan orang lain.

Astaghfirullahal Adzim....

El Salam 27 Mei 2009

Read More......

Tuesday, May 19, 2009

Pentingnya Bahasa Inggris dalam Dunia Pendidikan Islam

Menguasai ilmu pengetahuan adalah sebuah hal yang bisa mengantarkan seseorang untuk meraih kesuksesan. misalnya, seseorang yang menguasai bahasa asing (Ingrris, dsb) dapat meningkatkan karir mereka. kita semua mungkin sudah mengetahui bahwa di setiap aspek baik itu aspek yang terkecil hingga yang terbesar, seringkali menggunakan bahasa asing misalnya bahasa Inggris digunakan dalam hal administrasi, pendidikan, bisnis, komersial dan mungkin saja pemerintah. itulah salah satu peran bahasa asing dalam kehidupan seseorang.

di dalam dunia pendidikan, bahasa inggris berperan sangat penting, termasuk dunia pendidikan Islam. karena dengan bahasa inggris, bisa diartikan bahwa kita telah mendapatkan kunci untuk menguasai ilmu pengetahuan. kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang menggunakan bahasa pengantar bahasa inggris. sebagaimana kita tahu, beberapa referensi pendidikan Islam menggunakan bahasa pengantar bahasa Arab, misalnya buku tentang kedokteran milik Ibnu Sina, tentang Matematika milik Al Jabar, tentang politik dan sejarah milik Ibnu Khaldun. Buku-buku mereka saat ini diajarkan di negara-negara barat misalnya di Jerman, Inggris, Canada, ataupun Amerika. Sehingga buku-buku mereka yang berbahasa Arab itu telah diadopsi dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Dengan bahasa Inggris, ternyata kita juga dapat bertukar informasi tentang Islam, ilmu pengetahuan, ataupun keduanya yang lebih dikenal dengan Sains Islam. Dan juga kita dapat berdakwah dengan menggunakan tulisan-tulisan seperti artikel ataupun menyusun buku dalam bahasa Inggris berisikan kajian Islam, kemudian kita publikasikan ke dalam internet. sebagaimana kita tahu internet sangatlah efektif dalam menyebarkan informasi. Dan bahasa yang sering digunakan dalam internet adalah bahasa Inggris. Sehingga hal tersebutlah yang menjelaskan bahwa bahasa Inggris itu sangat penting dalam dunia pendidikan termasuk pendidikan Islam.

Menurut Zuliati, dosen bahasa Inggris di IAIN Sunan Ampel Surabaya, di dalam blognya beliau mengatakan bahwa bahasa Inggris dalam dunia pendidikan Islam adalah termasuk sebuah media komunikasi untuk berdakwah ke seluruh dunia terutama dunia Barat seperti Amerika dan Eropa. Kita tetap mempelajari Islam dengan menggunakan bahasa aslinya yaitu bahasa Arab, setelah itu kita dapat menyebarkan ke orang-orang non muslim.

Bahasa Inggris ternyata juga dapat digunakan dalam kondisi yang rawan. dalam hal ini misalnya bila terdapat seseorang atau beberapa orang non muslim Barat yang mengalami kesalahpahaman dalam mempelajari agama Islam, dan mereka tidak ataupun kurang memahaminya, kita dapat membantu mereka dengan memberikan penjelasan tentang Islam dengan menggunakan bahasa Inggris.

dalam dunia pendidikan, masih terjadi beberapa hambatan dalam mengajarkan bahasa Inggris terutama dalam pendidikan Islam. menurut saya, masih kurangnya kesadaran peserta didik untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing mereka. hal ini masih dikarenakan bahasa inggris itu sebagai suatu pelajaran yang menakutkan. bagaimanapun, kita harus mengubah image itu sehingga bahasa inggris menjadi sebuah momok yang menyenangkan. bagaimana caranya?

saat ini, ada beberapa pengajar yang masih menggunakan metode ceramah dalam mengajarkan bahasa Inggris. oleh karena itu, cara-cara seperti perlu diubah sehingga peserta didik lebih tertarik kepada bahasa Inggris, misalnya sering menggunakan metode permainan, mengadakan music club, menyanyi bersama dengan lagu-lagu yang menggunakan bahasa Inggris, ataupun menonton film yang menggunakan bahasa Inggris setelah itu dibahas isi dari film itu dengan menggunakan bahasa Inggris.

wal akhir, disini dapat disimpulkan bahwa dengan bahasa Inggris kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan, baik itu ilmu pengetahuan umum ataupun sains Islam. dengan bahasa Inggris pula kita dapat turut serta dalam perjuangan dakwah Islam, baik itu di negara kita sendiri atau negara-negara yang penduduknya masih banyak non muslim.

Harapannya, kita semua tak henti-hentinya selalu memohon kepada Allah sehingga diberi kemudahan dalam mecari ilmu.


El Salam, 19 Mei 2009

Read More......

Monday, May 18, 2009

Pemuda itu?


4.30 wib, bangun seorang pemuda berusia 21 tahun, setelah terdengar azan subuh dari musola di dekat rumahnya. tak menunggu lama, ia bangun dan mengambil baju dan sarungnya setelah kemudian ia menuju ke musola itu. diambillah air wudhu, dan masuk musola dengan penuh suasana cinta di pagi itu. dijamu oleh para malaikat subuh, ia tak segan-segan langsung menyalaminya dengan sholat fajar dua rakaat.

alfatikhah ia sanjungkan tak henti-hentinya untuk mendapatkan keridhoan-Nya, untuk kekasih-Nya dan umat-Nya, untuk kebahagiaan orang tua, untuk para keluarganya, untuk para gurunya, untuk para muridnya, dan untuk kaum muslimin di dunia ini, serta untuk kekasihnya yang nan jauh di sana.

iqamat menghantarkannya menghadap kepada Tuhannya yang Maha Agung, Sang pembuat skenario dunia akhirat yang sulit ditebak dari segi manapun. Takbiratul Ihram ia laksanakan dengan penuh tawadhu' sebagai ungkapan sambutan kepada Tuhannya, ruku' sebagai bentuk penghormatan, i'tidal sebagai bentuk tawadhu', sujud sebagai perendahan diri, dan salam sebagai bentuk solidaritas kepada sesama.

salam pun telah dilaksanakan sebagai simbol kemanusiaan dari segi kebaikan dan keburukan. tangan pun setelah itu diangkat sebagai bentuk lemahnya manusia untuk meminta, meminta kepada Tuhan adalah merupakan bentuk pengagungan kepada Sang Pencipta. doapun tak pernah ditinggalkannya, memohon kecintaan kepada-Nya, kepada Rasul-Nya, dan orang tuanya serta kaum muslimin. Pun doa keselamatan, kebahagiaan, panjang umur, kemudahan dalam segala hal, dan dipertemukan dengan orang-orang yang dicintainya kelak.

kembali ke pangkuan ibunya di rumah, dibukalah kitab agung Islam, Al-Qur'an, dibaca ayat-ayat dahsyat-Nya. dipahami ayat-ayat-Nya. dipelajari dan siap untuk dijalankan.

pagi pun datang dengan tersenyum melihat pemuda ini, pagi yang disambut dengan penuh kepercayaan diri. pemuda itupun menjalani pagi itu dengan penuh gembira. aktivitas awalnya adalah mengamalkan Al-Qur'an, setelah itu mencari ilmu, kemudian diakhir sorenya ia mengamalkan ilmunya.

semoga pemuda itu diberi kemudahan dalam menjalankan dalam segala hal. sehingga apa yang dicita-citakannya dan orang tuanya dapat tercapai dalam keadaan bahagia bersama...

El Salam, 18 Mei 2009

Read More......

Kemudahan berawal dari Cinta


sebuah pernyataan yang mungkin susah untuk dicerna setiap orang. dalam kehidupan seseorang, pasti terdapat berpasang-pasangan misalnya susah dan senang, suka dan duka, termasuk mudah dan sulit. semua itu dapat dihadapi tergantung bagaimana seseorang bisa menghadapi dan menjalaninya.

ketika seseorang dihadapkan pada problematika kehidupan atau kewajiban-kewajiban sebagai insan, sebenarnya tidak perlu ada rasa mengeluh. hanya cukup dengan dikerjakan apa yang mampu dikerjakan, dan tinggalkan apa yang tidak mampu dikerjakan. itu kalau cara simpelnya. namun, terkadang tidak semua yang kita mampu kita sukai untuk kita lakukan. nah, itu bagaimana menghadapinya?

sedikit bercerita tentang pengalaman pribadi, bahwasanya saya tidak memiliki kemampuan dalam berbahasa asing, misal bahasa arab atau inggris. sebenarnya saya ingin sekali bisa mahir dalam berbahasa asing, karena telah kita ketahui bersama bahwa memiliki kemampuan berbahasa asing dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. dari situ, saya masuk ke dalam kelompok bahasa asing yang ada di kampus.

pada saat itu saya dipaksa untuk mendampingi seseorang untuk memimpin kelompok itu. padahal saya sendiri tidak yakin dengan kemampuan saya baik dalam berorganisasi, maupun berbahasa asing. dari sanalah saya sehingga mengenal berbagai pengetahuan baik itu tentang organisasi ataupun bahasa asing.

semakin lama saya menggulati aktivitas itu, saya menjadi cinta terhadap organisasi dan bahasa asing. terutama yang paling saya cintai adalah bahasa asing, yaitu arab dan inggris. dengan bertemankan alumnus pondok-pondok bahasa yang menggunakan bahasa asing, saya sering tertarik untuk selalu mempelajari. dan ternyata semua itu mudah untuk saya kerjakan karena dilandasi dengan cinta. kalau orang bilang, orang yang sedang kasmaran pun bila sudah diiringi rasa cinta, kemanapun dimanapun dan kapanpun akan mudah untuk menjumpai pasangannya, baik itu hujan atau panas tak peduli. yang penting bisa sampai kepada apa yang ditujunya.

dalam hidup seseorang, perlu didasari rasa cinta kepada kehidupan itu sendiri. hidup kita anggap sebagai anugerah yang terindah yang diberikan kepada manusia. hidup, meskipun sangat banyak rintangan dan perlu perjuangan keras, bila didasari cinta, maka semua itu akan dihadapi dengan mudah. so, tak perlu bingung untuk mendapatkan sesuatu atau menuju kepada sesuatu. cukup cintai dan raih dengan mudah. insya Allah.

Wallahu a'lam

El Salam, 17 Mei 2009

Read More......

Inikah Islam menghargai Umatnya?

seminggu yang lalu, STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Pekalongan, tepatnya Rabu-Kamis 13-14 Mei 2009 menjadi tuan rumah event 2 tahunan antara STAIN se-jawa yaitu PORSENI IV STAIN Se-Jawa. Kegiatan akbar itu dimeriahkan oleh 9 STAIN yang ada di Jawa seperti Pekalongan, Purwokerto, Cirebon, Surakarta, Kediri, Tulungagung, Salatiga, Ponorogo, dll. Acara tersebut dibuka oleh perwakilan Gubernur Jawa Tengah dan ditutup oleh Pembantu Ketua III STAIN Pekalongan.

acara tersebut sungguh meriah, dengan ditandingkannya berbagai macam perlombaan di berbagai cabang yaitu cabang seni dan olahraga. di cabang olahraga, dilombakan futsal, tenis meja, dsb. sedangkan seni seperti pidato bahasa arab dan inggris, kaligrafi, dsb. setiap kontingen mengirimkan banyak mahasiswa pecinta olahraga dan seni.

hal yang sangat menarik bagi penulis, selaku pengamat dan partisipan dalam kegiatan itu dalam perlombaan pidato bahasa inggris. penulis mengamati adanya ketidaklaziman di kegiatan ini khusus bagi tuan rumah. tidak bermaksud menjelekkan atau menjatuhkan nama baik, tetapi penulis berusaha untuk menganalisis seberapa besar pengaruh nama 'Islam' yang tercantum dalam STAIN Pekalongan.

ketidaklaziman yang telah ditangkap oleh penulis adalah ketika pendanaan untuk kegiatan ini disebutkan oleh pihak atasan bahwa dana yang digunakan untuk mengadakan kegiatan ini adalah sangat banyak. namun, di satu sisi para atlet dari stain pekalongan tidak mendapatkan fasilitas yang memadai. setelah penulis bertanya mengenai apa saja yang diperoleh atlet pekalongan, ternyata tidak sebanding dengan apa yang dikatakan oleh pejabat stain yang katanya sangat banyak.

hal ini dicontohkan misalnya, para atlet stain pekalongan mendapatkan jatah makan siang saja setiap harinya, tidak mendapatkan uang transport, tidak mendapatkan seragam yang cukup (hanya satu). padahal, setelah diamati dan ditanyakan kepada kontingen selain stain pekalongan, mereka, para tamu, mendapatkan fasilitas yang baik. seperti penginapan di hotel, makan pagi dan malam di hotel, makan siang di kampus, mendapatkan uang transport, seragam yang layak, jaket, kaos, batik, dsb.

bukan untuk mengedepankan keirian dan kedengkian terhadap orang lain, namun di sini perlu diperhatikan bahwa mahasiswa yang menjadi atlet stain pekalongan sebagiannya adalah permintaan. artinya, mahasiswa tidak meminta untuk menjadi atlet, namun direkrut oleh kampus. hal ini berarti bahwa mahasiswa adalah tamu ataupun relawan yang istimewa yang bersedia untuk membantu stain pekalongan untuk menjunjung nama baik mereka.

akan tetapi, meskipun sebagai relawan, mereka tidak mendapatkan fasilitas yang seharusnya didapatkan oleh mereka. masa hanya kaos bagi atlet olahraga, batik untuk yang seni.lebih buruk dari porseni tahun yang lalu yang untuk cabang seni mendapat batik dan kaos, sedangkan untuk cabang olahraga mendapatkan kaos dan trainingnya. ini menunjukkan sebuah penghinaan yang tak tersadari yang diberikan kepada para atlet stain pekalongan.

mengapa penulis menulis demikian?
sesungguhnya ini merupakan sebuah hal yang sangat ironis ketika kampus yang mengusung adalah kampus yang berlabelkan 'Islam', yang seharusnya menghormati dan menghargai jasa orang-orang yang telah membantu. setidaknya diberi fasilitas yang layak sebagaimana para tamu dijamu dengan baik. diberi fasilitas yang bagus sehingga atlet merasa bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.

bila setiap atlit mendapatkan kenyamanan sebelum melaksanakan tugas, termasuk ketika melaksanakan tugas, maka semua akan berjalan lancar. penulis tahu bahwa memang stain pekalongan telah menggaet piala bergilir karena telah menjadi juara umum. namun, kemenangan itu seharusnya menjadi evaluasi bagi para pejabat untuk lebih mengedepankan atlet daripada nama baik terlebih dahulu. karena nama baik itu akan diperoleh dan tetap terjaga bila para atlet diberi penghargaan yang setinggi-tingginya.

bila seseorang ingin dihargai oleh orang lain, maka berusahalah untuk menghargai diri sendiri......

wallahu a'lam


zidni el salam

Read More......

Doa Ibu Ada di dalam Ucapannya

Pengalaman menarik yang pernah saya alami dalam hidup berkaitan dengan ucapan-ucapan ibu. Mulai dari hal-hal yang berakibat positif dan negatif. Memang tulisan ini tidak terlalu menarik karena sudah menjadi hal yang umum di Negara ini ataupun di dunia. Mulai dari cerita Malin Kundang, sampai cerita-cerita kecil yang saya sendiri kurang hafal.
Sudah berkali-kali ketika ibu tidak merestui kita untuk melakukan sesuatu, akan terjadi sesuatu yang tidak kita duga sebelumnya. Misalnya dulu ketika saya pergi tanpa ada izin dari orang tua terutama ibu, saya mendapatkan berbagai “kecelakaan” yang tidak saya duga sebelumnya. Helm hilang, kecelakaan di jalan, dan lain sebagainya.
Contoh yang tadi adalah sebagian contoh negatif yang pernah saya peroleh dalam hidup. Namun sesungguhnya banyak sekali hal-hal positif yang pernah saya dapatkan dan itu menjadi sebuah pengalaman terbesar dan yang tak terlupakan dalam hidup. Dan bisa jadi akan menjadi sebuah nasib saya.
Suatu ketika ibu saya bertanya kepada seorang guru di sebuah SMP. Sebut saja Ghufron. Dia adalah seorang lulusan pondok pesantren. Dia adalah teman dari paman saya. Ibu saya bertanya apakah dia mengajar pendidikan agama Islam di SMP tersebut, sebab ibu hanya tahu bahwa dia adalah lulusan pondok. Ibu terkejut ketika dia menjawab tidak. Dia mengajar bahasa inggris, bukan pendidikan agama Islam.
Dari situ, ibu pernah terucap dalam lisannya bahwa Ibu menginginkan anak-anaknya pandai dalam pendidikan agama Islam. Konsisten dalam menjalankan agama Islam. Bukan hanya itu saja, Ibu menginginkan kalau anak-anaknya juga memiliki ketrampilan dalam berbahasa Inggris. Ternyata ucapan ibu berbuah hasil, dan Allah sedang mendengar ucapan Ibu. Ucapan ibu merupakan sebuah doa.
Waktu berganti waktu, suatu ketika saya dipanggil oleh guru bahasa Inggris di SMA N 3 Pekalongan. Setelah saya menghampirinya, beliau menginginkan saya untuk menggantikan beliau untuk sementara waktu sebagai volunteer pengajar bahasa Inggris di sebuah desa. Menjadi pengajar bahasa Inggris bagi anak-anak SMP/SMA dan setara dalam program bimbingan anak asuh.
Sempat menolak karena saya tidak merasa mampu untuk mengajar bahasa Inggris, melihat dulu ketika berada di SMP dan SMA nilai saya hanya pas-pasan. Namun setelah diterangkan bahwa apa yang diajarkan hanya dasar-dasarnya saja. Akhirnya saya memberanikan diri untuk melaksanakan apa yang diinginkan oleh guru SMA saya itu. Dari situ saya mengolah kembali bahasa Inggris sekaligus belajar bahasa Inggris namun dengan cara mengajarnya.
Apa yang saya lakukan itu tidak pernah saya ceritakan kepada orang tua atau Ibu. Saya berpikir bahwa apa yang saya lakukan tersebut tidak sesuai dengan apa yang pelajari di STAIN Pekalongan yang merupakan pendidikan agama Islam. Namun suatu ketika seorang teman saya mampir ke rumah, dan menanyakan tentang volunteer tersebut. Ibu tidak mengetahui apapun. Setelah ibu bertemu saya, beliau bertanya tentang hal tersebut. Dan akhirnya saya menceritakan apa saja yang telah saya lakukan tersebut. dan, Ibu menangis. Ternyata salah seorang anaknya tertarik dengan bahasa Inggris.
Apa yang saya duga ternyata salah. Saya telah menduga bahwa orang tua saya tidak akan mengizinkan saya untuk bergelut dalam pendidikan yang bukan termasuk dalam pendidikan agama Islam sebagaimana di STAIN. Ternyata mereka sangat mendukung saya, dan selanjutnya saya tetap mengajar di tempat tersebut selama dua bulan. Setelah itu guru saya kembali mengajar dan saya pun tidak mengajar lagi.
Beberapa bulan kemudian ketika saya bersama teman menghadap seorang Pembantu Ketua di kampus, saya di tawari sebuah beasiswa kursus singkat di Amerika. Awalnya saya tidak terlalu tertarik karena salah satu persyaratannya adalah untuk mahasiswa minimal semester 5, sedangkan saya masih duduk di semester 4. Namun karena ajakan teman-teman untuk mengikuti tes TOEFL yang diadakan oleh kampus, akhirnya saya mengikuti tes tersebut. Niat saya hanya untuk memprediksi kemampuan bahasa Inggris saya dilihat dari tes tersebut.
Setelah tes saya laksanakan, saya mendapat nilai yang tidak terlalu banyak, mendekati nilai minimal untuk mengikuti persyaratan pendaftaran beasiswa itu. Namun, beberapa dosen merekomendasikan saya untuk mengikuti pendaftaran tersebut. mereka berusaha agar saya dan kawan-kawan bisa berpartisipasi dalam pendaftaran beasiswa itu meskipun nilainya hanya mendekati saja. Sayangnya saya tidak diperkenankan oleh pihak penawar beasiswa karena nilai saya tidak mencukupi dan saya masih duduk di semester 4.
Perasaan kecewa tidak terlepas dalam diri saya, tetapi tidak membuat saya larut dalam kesedihan. Saya kembali menjalani hidup sebagaimana biasa. Tak selang beberapa bulan, saat saya sudah masuk awal semester 5, tawaran beasiswa tersebut muncul kembali di kampus, dan saya sangat tertarik dengan beasiswa itu. Di kampus langsung mengikuti tes TOEFL sebagai prediksi score saya. Dan Alhamdulillah saya mendapatkan nilai yang cukup untuk mengikuti pendaftaran tersebut.
Setelah saya mendaftarkan diri dan mengikuti berbagai tahap-tahapnya, saatnya menunggu hasil dari apa yang selama ini saya usahakan. Tentunya tidak terlepas dari kendali doa orang tua dan ibu. Satu persatu kawan-kawan saya diterima untuk study bahasa Inggris di Amerika. Giliran saya belum ada pengumuman. Saya berusaha untuk menunggu untuk beberapa hari, namun tidak ada satupun yang menghubungi saya bahwa saya diterima atau tidak.
Suatu ketika seorang teman memberi saran kepada saya untuk menghubungi pihak pemberi beasiswa untuk mengkonfirmasi. Dan, ternyata Allah menunjukkan takdirku, Allah mengabulkan doa Ibu, Allah mengabulkan doa Abah, Allah mengabulkan doaku selama ini. Saya diterima sebagai penerima beasiswa kursus singkat bahasa Inggris di Amerika Serikat. Subhanallah.
Tak terduga selama ini apa yang tidak pernah saya bayangkan telah terjadi seperti ini karena kekuasaan Allah. Teringat ucapan ibu ketika saya dan Ibu sedang membereskan buku-buku dan menemukan daftar nama-nama dosen yang pernah belajar di luar negeri. Sedikit guyon, saya bilang kepada Ibu, “Bu, misalnya saya belajar di luar negeri gimana Bu?” Ibu menjawab. “Top, Ibu akan sangat bangga, karena kamu akan membawa nama baik orang tua dan keluarga yang selama ini dianggap remeh sama orang-orang”. Saya hanya mengamini saja. Dan ternyata apa yang diucapkan ibu adalah doa untuk saya.
Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa sering-seringlah bersama ibu Anda. Berguraulah (yang baik) dengan beliau. Mintalah doa beliau, insya Allah terkabul. Tentunya dengan usaha yang sepadan. Juga ketika berkomunikasi dengan beliau. Seringlah sharing bersama beliau permasalahan yang Anda alami. Saling mencari pemecahan masalah Anda dan masalah beliau.
Ketika Anda bersama beliau, maka janganlah sekali menganggap enteng guyonan beliau, bisa jadi ketika malaikat sedang mendengar percakapan kalian, dan ternyata Ibu Anda mendoakan Anda, bisa saja itu merupakan sebuah doa yang akan dikabulkan. Insya Allah.
Saya berharap agar saya dan Anda semua bisa selalu menghormati orang tua kita, karena merekalah kita dilahirkan dan dibesarkan. Junjung nama baik orang tua Anda dengan cara apapun. Buat mereka senang dengan kita. Buat mereka bergembira karena kesuksesan kita yang mana adalah hasil jerih payah mereka juga. Jadilah orang yang bisa membahagiakan orang tua.
Semoga Allah mengampuni dosa orang tua kita, dan menyayangi mereka sebagaimana mereka mendidik kita sejak kecil. Wallahu A’lam Bis Showab.

Zidni ,
Pekalongan, 3/28/09

Read More......

Wednesday, March 04, 2009

Menjaga Kesuksesan

Setiap orang memiliki warna dalam hidup mereka. Suka, duka, canda, tawa, senang, sedih, dan sebagainya. Warna yang selalu memberikan keindahan dalam hidup setiap orang. Kadang-kadang orang menjadi orang yang bahagia, kadang-kadang sedih. Dan, waktunya tidak akan begitu lama merasakannya. Itulah ujian yang dirasakan setiap orang.

Sepertinya sudah menjadi lazim di telinga kita tentang ujian yang diterima setiap orang yang susah. Mereka sering berkata mengapa kita mendapatkan ujian hidup susah. Kapan kita akan menjadi orang yang bahagia. Menjadi orang yang sukses. Dan sebagainya.

Tak selalu benar bahwa ujian hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang miskin. Sebenarnya, orang yang kaya juga mendapatkan ujian dari Tuhan. Ya, tentunya mereka diuji untuk menjaga harta Tuhan. Menurut saya, itu lebih berat ketimbang menjadi orang miskin. Saya tidak mengatakan kalau saya lebih baik menjadi orang yang miskin, tetapi kadar berat-ringan dalam memikul tugas lebih berat menjadi orang kaya. Namun, sebenarnya Tuhan malah memerintahkan kita untuk menjadi orang kaya. Tentunya agar lebih banyak beramal kepada yang lebih membutuhkan.

Nah, kaya itu kadang dikategorikan sebagai kesuksesan. Padahal, kesuksesan itu sendiri sangat luas artinya. Kesuksesan itu tidak hanya diartikan dalam hal kekayaan, tetapi bisa dalam hal pendidikan, dan sebagainya. Sebagian orang mengatakan bahwa orang yang pandai adalah orang yang sukses. Menurut saya, tidak begitu seluruhnya. Hanya sebagian saja. Permasalahannya adalah makna dari kesuksesan itu sendiri. Tentunya bagaimana orang memandang kesuksesan dari sudut pandang yang berbeda-beda.a

Saya tidak akan memaparkan tentang makna kesuksesan. Saya hanya ingin berdiskusi tentang bagaimana menyikapi kesuksesan itu sendiri.

Banyak sekali di antara orang-orang di sekeliling saya adalah orang-orang yang saya anggap lebih sukses dalam hidupnya daripada diri saya. Saya tidak merendah, tetapi itu sudah menjadi realita yang tidak dibuat-buat.

Ada beberapa hal yang saya sayangkan dari mereka tentang keberhasilan mereka dalam meraih kesuksesan. Sebagian dari mereka sepertinya lupa dengan apa yang mereka dapatkan adalah suatu hal yang tidak abadi. Mereka menjadikan kepandaian mereka sebagai alat untuk menyombongkan diri. Mungkin saja saya salah, atau mereka tidak menyadari tentang hal itu.

Suatu ketika dalam sebuah diskusi kecil tentang suatu permasalahan yang mereka belum pernah mendengarnya, saya memberikan sedikit pengalaman yang pernah saya dapat. Saya mendapatkan ilmu baru tentang suatu yang selama ini menjadi khayalan bagi setiap orang dan ternyata adalah nyata. Saya memberikan informasi ini namun tidak dipercayai.

Saya merasa heran ketika mereka adalah orang-orang yang pandai bagi saya. Namun ketika diberi ilmu baru dari seorang yang ilmunya lebih rendah dari mereka, mereka tidak secara langsung mempercayainya, bahkan mungkin mereka tidak akan mempercayainya. Padahal, saya telah memberikan bukti yang nyata bagi mereka. Sebenarnya hal tersebut tidak menjadi masalah penting bagi saya. Saya hanya menyayangkan saja ketika mereka meremehkan orang yang ilmunya lebih rendah daripada mereka.

Seharusnya mereka tidak melakukan seperti itu. Mereka tidak perlu memberikan respon yang tidak menyenangkan bagi orang yang lebih rendah ilmunya. Setidaknya mereka akan menghormatinya atau memberikan tanggapan yang masuk akal.

Nah, hal seperti itu kadang-kadang tidak tersadari bahwa mereka telah berbuat sombong. Itulah menurut saya kadang-kadang sukses adalah ujian bagi mereka. Bukannya menjadi kendaraan untuk mendekat kepada Tuhan dan menjadi orang yang lebih menghargai orang lain, malah menjadi alat penjauh dari Tuhan dan semakin merendahkan orang lain.

Memang hal tersebut sering tidak disadari oleh pemilik kesuksesan. Saya hanya memberikan saran kepada siapapun untuk menjaga amanah kesuksesan yang diberi oleh Allah. Jadikan kesuksesan itu sebagai alat untuk mendekat kepada Allah. Jadikan kesuksesan itu sebagai alat bantu untuk menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi. Karena menurut saya, orang sukses bukan orang yang dijunjung, tetapi menjunjung tinggi derajat, harkat, dan martabat orang lain.

Di akhir, saya juga berdoa agar diberikan kesuksesan yang tidak membawa kepada Ba’id min Allah tetapi kesuksesan yang menjadikan saya lebih dekat dengan Allah. Juga, kesuksesan untuk menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi derajat, harkat, dan martabat manusia.

Zidni,

Arizona, 03/04/2009

Read More......

Tuesday, February 24, 2009

Grand Canyon, Makhluk Indah di Arizona



Sebuah perjalanan yang menyenangkan, 20 Februari 2009, dari Tucson ke National Park Grand Canyon, Arizona. Bersama 20 orang Arizonian dan seorang Administrator CESL, kami berangkat ke tempat wisata tersebut pagi jam 7.30 am. Sebuah impian yang telah diimpikan semenjak berangkat ke Arizona. Jurang, pegunungan, dan tentunya adalah salju.

Tak seorang pun yang tak tersenyum kala itu. Semua merasa bahagia karena keinginan mereka untuk melihat secara langsung, menyentuh, dan mungkin saja memakan atau meminum salju. Wonderful! Untuk pertama kalinya kami melihat sisa-sisa salju di pegunungan. Kami berteriak histeris bersyukur Alhamdulillah, impian kami dikabulkan. Selanjutnya, sesaat shuttle yang kami tumpangi memerlukan bahan bakar, akhirnya kami berhenti di sebuah pom bensin yang disitu banyak sekali sisa-sisa salju putih yang mengundang kami untuk menghampiri mereka.

Tak berpikir panjang, kami langsung turun dan langsung menghampiri makhluk Allah yang sungguh indah itu. Sebuah es lembut. Subhanallah. Sekitar sepuluh menit, kami mengambil banyak gambar kami bersama salju. Berbagai pose, tiduran, berdiri, duduk, dan sebagainya.

Kami melanjutkan perjalanan. Di tengah perjalanan, salju menyambut kami di tepi jalan. Begitu banyak. Samping kanan, tak lepas dari sambutan es lembut tersebut. Samping kiri pun tidak mau ketinggalan. Pegunungan yang sangat indah dengan dilapisi salju putih. Jurang-jurang yang sangat dalam. Tebing-tebing yang tinggi. Pepohonan yang berdiri tegak menyapa kami. Kaktus-kaktus yang melambaikan daunnya bak seraya menyapa kedatangan kami.

Sungguh tak bisa terhiaskan dalam kata-kata yang mampu menyaingi keindahan alam itu. Sebuah makhluk Allah yang harus kita jadikan sebagai sarana untuk menuju Allah. Ciptaan Allah yang diperlihatkan kepada kita sekiranya bisa menjadi alat untuk merenungi kembali keagungan Allah Azza Wa Jalla. Allah begitu indah, Dia menyukai hal-hal yang indah.

Sebagaimana sebuah hadis (maaf, penulis lupa riwayatnya),

“Tafakkaruu fi kholqillah, Wala tafakkaru fi dzatillah”

Berpikirlah tentang Allah dari apa yang telah Ia ciptakan (makhluk), janganlah berpikir tentang Allah dari dzat-Nya.

Begitulah sebuah petunjuk untuk mendekat kepada Allah SWT. Setelah kita mendapatkan anugerah yang insya Allah tidak terlupakan, bertemu langsung dengan makhluk Allah, serangkaian jurang-jurang indah yang dilapisi dengan sucinya putih salju, insya Allah kita lebih dapat mendapatkan petunjuk untuk mendekat kepada Allah SWT.

Sebagai salah satu dari banyaknya makhluk Allah, kita patut bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita. Melalui serangkaian makhluk Allah, kita dituntut untuk memikirkan siapakah Tuhan kita, siapakah Allah yang selalu kita sembah. Kita bisa mencari tahu siapa dan betapa indahnya Allah bukan langsung dari dzat-dzat Allah. Kita bisa gunakan makhluk Allah sebagai wasilah untuk mencari Allah. Dengan makhluk Allah, kita akan tahu keagungan-Nya, Maha Rohman Rahimnya, Maha Perkasa-Nya, Maha Agung, Maha Segalanya.

Semakin kita tahu akan siapakah Allah itu, maka kita akan semakin dekat kepada Allah, semakin takut, semakin takwa, semakin yakin akan Allah. Untuk itu, kita akan semakin berada di thariqah-Nya. Semoga Allah selalu membuka pintu hidayah-Nya untuk kita agar selalu berada dalam lindungan-Nya.

Zidni

Arizona 2/24/09


Read More......

Friday, February 06, 2009

Diskusi Bersama Atheis


Berawal dari sebuah ajakan untuk mengikuti sebuah jaringan pertemanan di internet, saya mendapat beberapa pertanyaan tentang Islam dari seorang teman. Pertanyaan-pertanyaan yang saya kira cukup sulit dan menguji ke-eksis-an saya dalam agama saya. Sesi “ngobrol” yang sangat menyenangkan tapi menegangkan serta perlu sebuah kehati-hatian dalam menjawab agar saling menghormati satu sama lain.

Awalnya, saya mengajak teman sekelas saya dari sebuah negara non muslim untuk bergabung dalam jaringan pertemanan yang ada di internet. Dia sangat tertarik dengan ajakan ini, akhirnya ia bergabung dan mengobrol melalui media internet tersebut.

Di awal percakapan, kami hanya saling menanyakan tentang kabar, sedang apa dan lain-lain. Di tengah percakapan, dia menanyakan sebuah pertanyaan yang menyangkut Islam. Dia bertanya kepada saya mengapa saya tidak memakai kerudung. Saya sangat terkejut dengan pertanyaan itu. Saya berpikir bahwa orang ini mungkin bercanda. Mungkin karena sering melihat orang Islam memakai kerudung khususnya para wanita muslim dan akhirnya dia bercanda kalau saya tidak memakai kerudung.

Setelah bertanya, ia jujur bahwa ia tidak bercanda. Ternyata pertanyaan itu bukan sebuah canda, tetapi ia memang ingin menemukan jawaban atas pertanyaan yang ada di dalam benaknya selama ini. Sebenarnya saya agak geli mendengar pertanyaan ini, namun saya mencoba untuk menjawab dengan hati-hati agar tidak menyinggung perasaan siapapun.

Saya pun menjawab bahwa saya laki-laki, bukan perempuan. Kerudung hanya untuk wanita muslimah. Untuk laki-laki tidak perlu memakai kerudung, karena tidak diperintahkan. Ia pun mengerti, tetapi muncul statement yang membuat saya cukup. Ia berkata bahwa ia tidak beragama sebagaimana agama orang-orang pada umumnya. Ia hanya percaya pada dirinya sendiri. Ia juga mengatakan bahwa ia tidak menyalakan agama dan tidak menganggap agama itu sebuah hal yang buruk.

Ia menghormati segala agama, tetapi ia masih tetap pada pendiriannya bahwa ia hanya lebih percaya pada dirinya. Ia juga memberikan statement bahwa bila kita tidak beragama, maka kita bias melakukan sesuatu semau kita dan bebas untuk beraksi dalam hidupnya. Saya pun tidak serta merta menyalahkan dia, tetapi saya berusaha untuk menghormati dia. Saya tidak membeberkan tentang Islam –sebenarnya saya juga kurang begitu luas pemahaman tentang Islam- terlebih dahulu. Saya hanya menampilkan rasa hormat kepada setiap orang atas kepercayaan mereka termasuk dia.

Setelah berbicara seperti itu, ia juga mengatakan bahwa bila kita memiliki agama maka kita akan lelah untuk beribadah setiap harinya. Kembali saya memberikan apresiasi dengan memberikan rasa hormat kepadanya atas kepercayaannya. Namun, di samping itu saya juga mengatakan bahwa saya sangat menikmati hidup saya dengan agama saya. Saya juga menyukai ibadah.

Tidak lupa kami selalu mengatakan bahwa kita hanya sekedar sharing saja. Bukan saling mempelajari. Makanya dalam percakapan kami tadi tidak saling menjatuhkan dalam hal diskusi itu.

Percakapan berlanjut hingga larut malam. Dia kembali menanyakan tentang apakah semua orang indonesia itu beragama. Kemudian saya menjawabnya dengan sebisa mungkin bahwa saya tidak dapat memastikan apakah semua orang Indonesia memiliki agama. Saya mengatakan lagi bahwa agama merupakan privasi seseorang, dan kadang-kadang orang lain mengetahui apakah ia beragama atau tidak. Hanya saja bisa dilihat dari segi tingkah laku kesehariannya. Saya perjelas lagi bahwa setahu saya Indonesia memiliki enam agama yang diakui oleh negara, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu.

Setelah diperjelas seperti itu ia ingin bertanya lagi apakah setiap orang itu memakai kerudung. Saya agak tertawa setelah mendengar pertanyaan tersebut. saya pun menjawab bahwa tidak semua orang memakai kerudung. Itu hanya untuk wanita saja, khususnya untuk wanita muslim. Jadi setiap wanita muslim yang berkerudung adalah wanita muslim.

Dia menjadi agak bingung setelah mendengar penjelasan dari saya. Ia pun melontarkan satu silogisme yang menjadikan saya agak terkejut. Ia menyimpulkan bahwa bila wanita yang tidak memakai kerudung berarti tidak beragama. Selanjutnya saya jelaskan kembali bahwa kita semua tahu jika setiap orang itu memiliki privasi. Privasi tersebut misalnya adalah agama. Tetapi tidak setiap orang memiliki kepatuhan yang sama. Mereka memiliki tingkat ketaatan kepada Tuhannya yang berbeda. Jadi meskipun seseorang beragama, bisa saja mereka tidak mematuhi ajaran agama.

Ia sedikit terpecahkan masalahnya selama ini, bahwa ia mengira bahwa orang yang beragama selalu patuh. Tetapi melihat orang-orang, misalnya muslim, mereka tidak seperti apa yang biasa dilakukan oleh orang agama. Konkritnya, misalnya orang beragama sholat tetapi tidak sholat, puasa, dan lain-lain termasuk berkerudung bagi wanita muslimah.

Saya tidak mendoktrin bahwa mereka yang tidak melaksanakan a jaran agama itu bukan serta merta keluar dari ajaran Islam, melainkan hanya ketidakpatuhan saja terhadap agama Islam. Dari perngalaman itu, saya memiliki kesan yang cukup unik. Yakni ketika saya mengamati seorang yang tidak meyakini agama sebagai pedoman hidupnya, mau melakukan diskusi kepada orang yang beragama sebagai pedoman hidupnya. Dan juga saya bisa mendapatkan sebuah analisa bahwa ketika seseorang yang tidak menganggap agama sebagai pedoman hidupnya mau untuk mencari informasi tentang keagamaan, sedangkan mereka yang beragama sejak lahir kurang dalam mencari ilmu dalam agama mereka.

Kesan saya ini tidak begitu penting, tetapi saya jadikan sebagai pengalaman yang dapat menjadikan diri saya untuk lebih mendalami ajaran agama. Karena bila tidak mempelajarinya secara menyeluruh maka ia akan rugi karena ia telah mendapatkan pedoman hidup namun tidak mau menggunakannya dengan baik.

Semoga bermanfaat.

Arizona, 02/06/2009


Read More......